Perempuan dalam Pesantren
Sumber : ppwi-karangduwur.blogspot.com Oleh: Afrizal Qosim Sholeh* Melihat realitas perempuan dalam pesantren, bak melihat oksigen dalam air. Tak berwujud tapi eksistensinya wujud. Artinya, keberadaan perempuan sebagai bagian dari struktur pesantren, acapkali dinomor-duakan. Padahal dalam beberapa elemen, perempuan menempati post yang urgen. Tidak hanya santri putri, ada pula bu nyai, putri kyai, saudari kyai serta abdi ndalem . Namun, urgensitas status atau peran posisional perempuan dalam bahasa sosiologi hanya disebut sebagai Ascribed (disematkan). Sehingga adanya bu nyai sebab peran sentral kyai, dan begitu seterusnya. Jika menilik sejarah, Syafiq Hasyim (2010) dalam bukunya Bebas Dari Patriarkhisme Islam menyebutkan, keberadaan perempuan dalam pesantren baru ada sekitar tahun 1920 atau awal 1930-an. Tokohnya adalah Kiai Bisri Syansuri Denanyar Jombang, yang dengan kehati-hatian menaruh simpati pada dunia perempuan. Pasalnya, pada era tersebut, menempatkan peremp...