Postingan

Gotong Royong, Asas penting masyarakat Indonesia

Gambar
Kebudayaan Masyarakat Desa Abar-Abir: Refleksi Haul Mbah Cloreng Hari ini, saya belajar tentang bagaimana menghargai orang dengan cara kita sendiri., seadanya dan sebisanya. Tentunya juga dengan apa adanya. Perihal itu saya dapat dan pelajari dari   kehidupan masyarakat desa Abar-Abir, Kecamatan Bungah, Kabupaten Gresik. Pada sore ini, tanggal 28 januari 2015. Bertepatan dengan acara haul sesepuh desa, Mbah Celoreng. Acara haul tersebut sangat mempengaruhi kondisi masyarakat desa. Jadi kondisi masyarakat dari rumah ke rumah mendadak ramai dipenuhi tamu dari sanak saudara yang datang entah dari mana. Yang biasanya rumahnya sepi, sekarang mendadak ramai. Dan   yang biasanya rumahnya ramai, sekarang dibikin tambah ramai dengan datangnya sanak saudara dari desa tetangga, bahkan mungkin dari kota. Begitulah dinamika kehidupan masyarakat desa. Masyarakat tradisional. Yang sangat erat memegang dan melestarikan kebudayaan leluhurnya. Acara haul dianggap sebagai sesuatu y...

Melantunkan Al-Qur’an dengan Langgam Jawa

Gambar
Ahmad Afrizal Qosim* Peringatan Isra’ Mi’raj di Istana Negara pada 16 Mei 2015 terbilang sangat meriah. Meriah dari dalam serta dari luar. Sebab ada yang sedikit berbeda dalam acara tersebut. Perbedaan itu terlihat dari pembacaan ayat suci Al-Qur’an (Qiro’ah) yang oleh Qori’ Yaser Arafat, Dosen UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta dilantunkan dengan menggunakan langgam Jawa. Terbilang unik. Pasalnya, telinga kita ketika mendengarkan seorang melantunkan ayat suci Al-Qur’an, kebanyakan membawa lagu atau rumus ( tausyih ) dari Iran yang terdiri dari tujuh macam rumus dasar, ada seperti ras, nahawand, sika, jiharka, hijaz, shobah, dan bayati yang kesemuanya berhaluan pada gaya bahasa Arabia. Dalam kebudayaan Jawa sendiri, langgam Jawa biasa dipakai untuk seorang dalang atau sinden, kemudian kita memakainya untuk membaca Al-Qur`an, sontak ada rasa sedikit aneh dalam benak kita. Demikian yang membuat telinga orang Indonesia kaget bukan kepalang. Sehingga muncul pihak  yang menyatakan Pro ...

Argumentasi Kompas Kampus - Liburan, Lagu, dan Sejarah

Gambar
Ahmad AfrizalQosim* Momen l iburan , seringkali menjadi ajang pelampiasan batin mahasiswa untuk mengembalikan kondisi psikologis yang, sebelumnya tertekan sebab tertimpa beban tugas kuliah. Untuk bias berlibur, seiringkali kita menanti kapan datangnya waktu libur. Padahal, banyak macam liburan yang bisa dinikmati tanpa menunggu datangnya waktu libur itu sendiri. Salah satunya, dengan mempelajari sejarah.             Liburan itu ibarat sebuah lagu, yang bisa dinikmati dengan atau tanpa iringan musik, entah itu sebab suara atau aura yang ditampakkan dari sang penyanyi, lagu selalu menjadi sebuah hiburan. Sama halnya dengan mempelajari sejarah di waktu libur. Kita dapat terjun langsung di medan sejarah tanpa terganggu dengan bay a ng -bayang tugas kuliah. Sebut saja Yogyakarta, kota yang dikenal sebagai kota pelajar, kota budaya, kota sejarah dan kota dengan seribu candi di dalamnya, memberi k...

Opini Mahasiswa - Indonesia Bersih dan Rakyat Berdaulat

Indonesia Bersih dan Rakyat Berdaulat Ahmad Afrizal Qosim* Setelah melalui seleksi ketat dari Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) dan Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK). Ahad,  26 Oktober 2014 kabinet dari Presiden Jokowi-JK terbentuk, dan selang sehari mereka dilantik. Seleksi itu dilakukan untuk menjaring dan kemudian membentuk sebuah kabinet yang bersih, terutama bersih dari korupsi,  pelanggaran HAM, mafia hitam, pribadi pemburu rente. Susunan kabinet yang berisi beberapa menteri dari kalangan profesional dan politikus tersebut oleh Jokowi dinamai  ‘Kabinet Kerja’. Dengan seleksi dan komposisi  tersebut, apakah ada perubahan yang berarti? Adakah kemajuan atau hanya kemunduran? Kabinet Kerja, dari namanya sendiri sudah menunjukkan sinyal dan sikap positif Jokowi, yang ingin ia selaraskan kepada para menterinya untuk terus bekerja dan bekerja, bukan hanya ‘pamer dasi dan duduk di kursi’. Sinyal positif tersebut diharapkan mampu dipahami dan d...

Opini - Mengontrol Hak Prerogratif Presiden

Mengontrol Hak Prerogratif Presiden Oleh: Ahmad Afrizal Qosim* Pemandangan sengit kini terlihat lagi. Ketika gencar-gencarnya Komisaris Jendral Budi Gunawan, Mantan Kepala Lembaga Pendidikan Kepolisian RI diangkat menjadi Kapolri oleh Presiden Jokowi. Dua asumsi mencuat dan beredar ketika pengangkatan Komisaris Jendral Budi Gunawan sebagai Kapolri, pertama , dia seorang mantan ajudan Presiden RI ke-4, Megawati Soekarno Putri, jadi ada hubungan kedekatan. Kedua, karena kedekatan beliau dengan Jokowi dan menjadi tim suksesnya ketika pemilihan Presiden yang lalu. Meskipun pengangkatan Kapolri, menteri dan pejabat kepresidenan menjadi hak prerogratif Presiden. Namun, dilihat dari kedua asumsi tersebut, Jokowi memaksakan hak prerogratifnya kepada kepentingan satu golongan. Sekterian. Bukan semua golongan. Pengangkatan tersebut juga terkesan instan. Dengan tidak melibatkan beberapa instansi vital dalam pengangkatan atau perekrutan pejabat kenegaraan, seperti Pusat Pelaporan dan A...