Opini Mahasiswa - Indonesia Bersih dan Rakyat Berdaulat
Indonesia Bersih dan Rakyat Berdaulat
Ahmad
Afrizal Qosim*
Setelah
melalui seleksi ketat dari Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) dan Pelaporan dan
Analisis Transaksi Keuangan (PPATK). Ahad, 26 Oktober 2014 kabinet dari
Presiden Jokowi-JK terbentuk, dan selang sehari mereka dilantik. Seleksi itu
dilakukan untuk menjaring dan kemudian membentuk sebuah kabinet yang bersih,
terutama bersih dari korupsi, pelanggaran HAM, mafia hitam, pribadi
pemburu rente. Susunan kabinet yang berisi beberapa menteri dari kalangan
profesional dan politikus tersebut oleh Jokowi dinamai ‘Kabinet Kerja’.
Dengan seleksi dan komposisi tersebut, apakah ada perubahan yang berarti?
Adakah kemajuan atau hanya kemunduran?
Kabinet
Kerja, dari namanya sendiri sudah menunjukkan sinyal dan sikap positif Jokowi,
yang ingin ia selaraskan kepada para menterinya untuk terus bekerja dan
bekerja, bukan hanya ‘pamer dasi dan duduk di kursi’. Sinyal positif tersebut
diharapkan mampu dipahami dan diorganisir betul oleh para menteri untuk
menjalankan visi-misi dan program utama Presiden. Sehingga harapan masyarakat
untuk Indonesia bersih dan mengembalikan kedaulatan rakyat pun bisa terealisasi.
Tahapan
seleksi kepada menteri oleh KPK dan PPATK tidak bisa tidak
dikatakan korupsi dan pelanggaran lain tidakterjadi. Sebab, jika
didasarkan pada based on transparency dan based on poeple empowering,
manusia, dengan adanya sebuah dinamika yang terus berlanjut akan ada transparansi
(ketertutupan dalam dirinya), apalagi orang yang sudah berada dalam titik
kekuasaan yang sering membuat mereka lupa diri. Oleh sebab itu, selain tahapan
seleksi, seharusnya juga dibarengi dengan adanya evaluasi setelah pengumuman (posttest)
untuk meninjau keberlangsungan jajaran dengan diadakannya semacam konsep
terbuka diruang publik dan laporan pertanggung jawaban kepada masyarakat.
Selain
itu, kedaulatan rakyat juga menjadi harapan segenap masyarakat Indonesia,
dengan adanya sebuah kekuasaan tertinggi yang dikembalikan kepada rakyat. Hal
ini dipertegas dengan pendapat JJ Rousseu (perancis)
tentang Teori Kedaulatan Rakyat, yang menekankan bahwa, “semua kekuasaan
dalam suatu negara didasarkan pada kekuasaan rakyat (bersama)”. Apalagi
sikap Presiden baru kita yang sangat merakyat dan senang bergumul dengan wong
cilik juga dengan gaya blusukan beliau, diharapkan pula para menteri
dan pemerintahan untuk selalu memprioritaskan keinginan rakyat dan selalu
bersedia mendengar dan menerima aspirasi rakyat. Sehingga harapan masyarakat
Indonesia itu bisa terwujud, dan juga untuk menjadikan sebuah perubahan berarti
dalam sebuah negara memang seharusnya dimulai dari sesuatu yang terkecil, yaitu
mengembalikan kedaulatan rakyat. Selamat bekerja Presiden dan para Menteri
baru, semoga berhasil!
* Mahasiswa
Fakultas Ushuluddin dan Pemikiran Islam UIN Sunan Kalijaga
Yogyakarta.
Komentar
Posting Komentar