Temanku Bercadar dan Sebab-Sebab Kita Pekewuh Kepadanya (2)




Mbak Rohana memang terlihat lebih ngalim di antara kita. Ia ga pernah absen berjamaah ke masjid, kecuali dalam kondisi uzur, ia tetap ke masjid belakangan dan duduk di serambi sebab ia pengin mengikuti pengajian bakda salat.

Jujur ia yang paling gercep dalam penggalian dana. Sering bolak-balik Yk-Gk dan sebaliknya. Yang dihasilkan pun alhamdulillah nggak begitu mengecewakan. Ada buku-buku, alat kebersihan, dan sejumlah uang.

Bahkan ia sempat membela ketika teman perempuannya, dirasa oleh kawan-kawan, condong lebih merugikan daripada menguntungkan kondisi kelompok. Ikhtiar pembelaan itu membuatnya menangis tersedu-sedan. Saya melihat dengan mata kepala sendiri mata air tangisannya.

Soal sosialiasi dengan lingkungan, ia tidak begitu mengecewakan. Meski dengan pakaian yang menurut hemat saya begitu ribet, ternyata dia paling handa dalam bermain voli. Olahraga lapangan itu ia kuasai dengan baik, teknik, trik, dan fisiknya pun mempuni.

Tapi entah, beberapa kehebatan itu amat kami sayangkan. Bukan karena apa-apa, hanya karena ia bercadar.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Dinamika Sejarah, sampai Perkembangan Desa Bungah

Dzikir Saman di Pondok Pesantren Qomaruddin Sampurnan Bungah Gresik

God dan Pakia (Refleksi Antropologis dan Studi Etnologis Film Robinson Crusoe)