Pendidikan Kok Ya Njelimet

Pendidikan itu mendewasakan, memanusiakan, dan mencerdaskan. Itu konsepsi awal dan teori pokok yang menjadi garis besar arah keberlangsungan pendidikan di Indonesia oleh pihak negara.

Tetapi, nyatanya, pendidikan itu ruwet. Ranah administrasinya berbelit mulai dari RPP, Silabus, Prosem, Prota, dan lain-lain. Semua terkomando dalam kreasi yang njelimet. Untuk membuat satu mata pelajaran yang akan diselenggarakan, guru membatasi murid dengan membuat RPP, Silabus, Prosem, dan Prota. Pembatasan yang sepihak itu membuat kenjlemitan pendidikan menjadi tak terkira.

Sehingga patut dimaklumi, apabila kenjlemitan seorang guru mengakibatkan permintaan kenaikan tunjangan di setiap tahunnya. Dan saya kira itu bukan untuk peningkatan kualitas pendidikan belaka. Namun melibatkan pula jerih payah guru dalam mengurus administrasi pendidikan yang rumit.

Alhasil, guru terkonsen pada pendidikan tekstual melalui pembentukan rancangan pembelajaran tersebut. Adapun pengembangan, memang bisa dilaksanakan ketika proses pembelajaran telah dilaksanakan. Di sisi itu, guru diberi kebebasan dalam merancang bangun kurikulum pendidikannya sendiri.

Menjadi guru dirasa berat ketika orientasinya dipertanyakan. Siapakah mereka? pengabdi atau tenaga pengajar yang digaji? Nah, nilai-nilai pengabdian itu kan lain dengan tenaga pengajar yang digaji. Mereka boleh bicara, “lha wong, saya ini mengabdi kok” tapi di belakang nggrundel ketika tak diberi tunjangan uang gaji. Sebab melihat kegiatan dan proses perencanaan pendidikan yang lebih menguras pikiran dari pada proses pembelajaran itu sendiri.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Dinamika Sejarah, sampai Perkembangan Desa Bungah

Dzikir Saman di Pondok Pesantren Qomaruddin Sampurnan Bungah Gresik

God dan Pakia (Refleksi Antropologis dan Studi Etnologis Film Robinson Crusoe)