Hantu
Hantu, kiranya sudah
melembaga dan laris manis di pasaran, terutama di jagad perfilman. Lembaga hantu
menawarkan ihwal prestisius, sakral, memacu adrenalin dengan sport jantung yang
membuat decak takut sekaligus kagum bagi para penikmatnya. Kekaguman tersebut, bermuasal
dari keyakinan adanya berbagai macam jenis hantu yang dipublikasikan. Ihwal tersebut
tidak hanya berlaku di Indonesia, karena dunia universal juga meng-iya-kannya. Bahkan,
di setiap belahan dunia, di manapun, tidak bisa tidak, masing-masing negara,
wilayah, daerah, dan kepercayaan memiliki jenis hantu yang berbeda-beda.
Secara terminologi,
definisi hantu secara umum merujuk pada roh atau arwah yang meninggalkan badan karena
kematian. Definisi dari hantu pada umumnya berbeda untuk setiap agama,
peradaban, maupun adatistiadat. Logika
universalnya, bisa dikatakan tidak sedikit agama, peradaban, maupun adat istiadat
yang eksis di dunia ini. Variasi entitas itulah yang menjadi probabilitas munculnya
variasi hantu di dunia.
Apalagi, bangsa kita
yang dalam atlas dunia terbilang sebagai bangsa timur yang oleh para leluhur dikenal
dengan tradisi kepercayaan terhadap hal-hal yang magis, mistis, itu masih ada dan
hidup sampai sekarang. Kepercayaan itu, seolah berwujud buaian nostalgia yang
membelenggu di benak manusia bangsa timur.
Ada banyak variasi
hantu di Indonesia dan di dunia. Laman Wikipedia menyebutkan ada lebih dari 30
hantu yang gentayangan di indonesia. Jumlah 30 itu mencakup Pocong, Kuntilanak,
Wewe Gombel, KolongWewe, Suster Ngesot, dll….
Sementara di
belahan dunia lain, semisal di Cina, ada hantu Vampir. Hantu Wendigo,
Doppalanger di Amerika. Di Jepang ada hantu Yurei—yang wujudnya hampir mirip hantu
Kuntilanak di Indonesia. Hantu tradisional Filiphina, Aswang. Juga kepercayaan dunia
barat terhadap adanya Zombie, dan masih banyak yang lainnya.
Kenapa Selalu Putih?
Memakai long-dress putih, berwajah pasi, rambut panjang dibiarkan
lurus tak terurus, mata terbelalak tak pernah mengedip walau sekedipan,
jalannya lunglai terkadang terbang, itulah sekelumit gambaran tentang sosok hantu
dalam banyak film horror di Indonesia.
Kenapa hantu selalu memakai pakaian putih? Itu adalah pertanyaan
yang belum mendapat jawaban yang pasti hingga saat ini. Seolah-olah hantu adalah
mereka orang-orang yang memakai pakaian putih. Sehingga, tak jarang ada orang
memakai pakaian putih keluar tengah malam hari selalu ditakuti.
Menurut hasil penelitian ini konotasi warna putih terhadap baju hantu
merupakan jawaban sejarah sekaligus keterbatasan bahan material berupa sandang
di zaman dulu. Dimana zaman masih hitam putih. Masyarakat kemudian meyakini bahwa
kematian adalah hal yang suci, pasti dan
hanya sekali terjadi. Psikologi keyakinan tersebut, menuai benih unggulannya. Namun,
dibalik kesucian tersebut, keterbatasan sandang yang dihadapi masyarakat menjadi
problematika besar di kala itu. Keterbatasan itu, entah imbas dari kemelaratan,
dan ilmu pengetahuan mengakibatkan masyarakat berkesimpulan memakai kain putih sebagai
bungkus orang mati. Alhasil, mistifikasi putih menjadi ranah masyarakat untuk memberi
label kepada orang yang mati. Sehingga jika orang yang meninggal harus dibungkus
dengan kain putih, maka output hantu tak bisa dielakan, jika mereka memakai pakaian
serba putih. Hantu merupakan gambaran dari
bangkitnya orang yang sudah dikubur. Apa yang dikenakan seseorang ketika di bumikan
akan menjadi pakaiannya ketika menjadi hantu. Karena itulah hantu-hantu selalu digambarkan
dengan berbaju putih.
Komentar
Posting Komentar