Opini - Damai itu Indah


Damai itu Indah
Ahmad Afrizal Qosim*
Kisruh suporter di Indonesia bukan lagi barang baru. Banyak sekali rentetan sejarah tentang perseteruan diantara supporter di Indonesia. yang paling fenomenal, mulai dari perseteruan antara Bonekmania (pendukung setia klub Persebaya Surabaya) dengan Aremania (pendukung setia klub Arema Malang), perseteruan yang bermula sejak semifinal Galatama 1992 yang mempertandingkan PS Arema Malang dengan PS Semen Padang yang akhirnya dimenangkan  oleh PS Semen Padang. Kekalahan di dalam lapangan itu berbuntut pada kekisruhan di luar lapangan, tepatnya di stasiun Gubeng Surabaya yang merugikan pihak dari Surabaya, padahal Surabaya hanya sebagai penyelenggara(baca: tuan rumah) pertandingan. Dan juga perseteruan antara The Jackmania (pendukung setia klub Persija Jakarta) dengan Bobotoh atau The Viking (pendukung setia klub Persib Bandung) yang bermula sejak dekade tahun 2000-an, saat berlangsung kompetisi Liga Indonesia 6, Cuma karena nyanyian yel-yel yang merendahkan satu pihak yang berbuntut pada kisruh yang berkepanjangan. Sampai sekarang kisruh diantara keduanya masih berlangsung panas. Sudah ada percobaan damai diantara dua kejadian itu namun tidak menemui titik temu yang diharapkan.
Belajar dari sejarah, saya kira konflik antara supporter bola di daerah Yogyakarta masih massif jika langsung ditemukan kata sepakat untuk bersatu. Di samping berdampak negative, kisruh supporter ini juga kedepannya akan menemukan sepuah kompetisi kreatifitas diantara satu kelompok supporter dengan yang lain. Meskipun demikian, dampak positif ini masih dalam takaran relative dan rentan memicu masalah yang tak pernah usai, seperti peristiwa yang awal penulis sampaikan.
Oleh sebab itu, perlu dukungan dari banyak pihak untuk memberikan rasa aman diantara ketiga supporter yang berseteru. Ketiga supporter itu berasal dari tiga klub yang berbeda, namun masih dalam satu daerah, yakni supporter PSIM Yogyakarta, Persiba Bantul, dan PSS Sleman. Dukungan diperlukan terutama dari PSSI sebagai penyelenggara Liga Indonesia, Manager klub yang bersangkutan, dan juga Koordinator diantara ketiga supporter tersebut diatas.
Bentuk dukungan yang sangat ideal untuk mendamaikan kisruh supporter adalah dengan melakukan proses konsoliasi. yakni mempertemukan ketiga belah pihak yang berseteru kemudian melakukan diskusi, menelaah dan mempertimbangkan pendapat-pendapat perihal kisruh yang sekarang dialami. Proses ini, sangatlah baik. Bukan untuk mempersatukan ketiga supporter yang berseteru, melainkan hanya mendamaikan mereka. Mendamaikan dengan tujuan rasa aman dan membentuk sebuah persaingan yang sehat dalam ranah supporter di Yogyakarta. persaingan yang sehat ini meliputi persaingan kreatifitas kreasi yel-yel beserta koreografi gerakannya. Yang nantinya harapan fanatisme supporter di Yogyakarta tepat baik dan tidak mencederai per-sepak bola-an di Indonesia.        
*Mahasiswa Jurusan Sosiologi Agama UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Dinamika Sejarah, sampai Perkembangan Desa Bungah

Dzikir Saman di Pondok Pesantren Qomaruddin Sampurnan Bungah Gresik

God dan Pakia (Refleksi Antropologis dan Studi Etnologis Film Robinson Crusoe)