Postingan

Pers dan Pendewasaan Demokrasi

Gambar
Ahmad Afrizal Qosim Sholeh* Menarik untuk dikaji lebih dalam, pidato yang disampaikan oleh Presiden Jokowi dalam acaraSilaturrahmi Hari Pers Nasional yang disiarkan langsung oleh Televisi Republik Indonesia (TVRI), senin, 27 april 2015 . Dalam kesempatan tersebut, di awal sambutannya Presiden Jokowi menyebut kalimat “ Beruntung kita hidup di sebuah era kemerdekaan pers” . Kemudian dilanjut dengan pembicaraan ringan tentang kesibukannya dalam menjalankan tugas sebagai Presiden. Asas Kemerdekaan Pers Sejarah mencatat, dalamkurun tahun 1968-1998, yakni era orde baru, pers menjadi kaku sebab dibekukan oleh pemerintah. Peran pers dibatasi oleh konstitusi yang dibangun di era tersebut. Era orde baru cenderung menganut otoritarianisme dalam sistem pemerintahannya, dimana pada saat itu kebebasan pers dan kebebasan berekspresi dibatasi oleh undang-undang dan peraturan pemerintah dibawah kendali orde baru, sehingga media massa tunduk di bawah kekuasaan pemerintah. Para penulis, jurn...

Opini - Amanah Wakil Rakyat

Amanah Wakil Rakyat Oleh: Ahmad Afrizal Qosim* Masalah moralitas tidak kunjung larut. Malah berlanjut dan berbuntut kepada masalah kehidupan lainnya. Sikap amoral menjadi konsen penting dalam kehidupan modern saat ini. Perlu perhatian khusus. Kehidupan zaman sekarang ditandai dengan keseluruhan lingkungannya yang menjadikan aktor individual bersikap pragmatis, dengan kecenderungan mencari keuntungan dengan menghalalkan segala cara yang belum diharamkan. Perilaku menyimpang tidak lagi dianggap dan berlaku pada saat ini. Semua berjalan wajar. Di zaman yang dalam bahasa Ng. Ronggowarsito disebut “zaman yang benar-benar edan”, Semua yang menyimpang dianggap biasa dan lumrah. Parahnya lagi, sikap menyimpang dijadikan kebiasaan setiap individu dalam masyarakat di zaman ini. Sebut saja koruptor, yang memainkan uang Negara berjuta-juta bahkan bertriliunan rupiah tanpa menganggap dan mengamini bahwa perbuatan tersebut salah dan sangat merugikan banyak pihak, termasuk individu ko...

Opini - Damai itu Indah

Damai itu Indah Ahmad Afrizal Qosim* Kisruh suporter di Indonesia bukan lagi barang baru. Banyak sekali rentetan sejarah tentang perseteruan diantara supporter di Indonesia. yang paling fenomenal, mulai dari perseteruan antara Bonekmania (pendukung setia klub Persebaya Surabaya) dengan Aremania (pendukung setia klub Arema Malang), perseteruan yang bermula sejak semifinal Galatama 1992 yang mempertandingkan PS Arema Malang dengan PS Semen Padang yang akhirnya dimenangkan  oleh PS Semen Padang. Kekalahan di dalam lapangan itu berbuntut pada kekisruhan di luar lapangan, tepatnya di stasiun Gubeng Surabaya yang merugikan pihak dari Surabaya, padahal Surabaya hanya sebagai penyelenggara(baca: tuan rumah) pertandingan. Dan juga perseteruan antara The Jackmania (pendukung setia klub Persija Jakarta) dengan Bobotoh atau The Viking (pendukung setia klub Persib Bandung) yang bermula sejak dekade tahun 2000-an, saat berlangsung kompetisi Liga Indonesia 6, Cuma karena nyanyian yel-yel...

Puisi - Mustofa W. Hasyim

Gambar
Kek, Buatkan Tank Oleh Mustofa W. Hasyim   “Kek, buatkan tank, Kek,” kata cucuku merayu. “Untuk apa?” “Perang.” “Perang? Dimana?” “Di Gaza, Kek.” Waduh , anak kecil berusia TK, gara-gara sering nonton berita teve sudah mengerti perang dan minta dibuatkan tank dari balok kreatif yang dibuat dari plastik. Biasanya dia minta dibuatkan kereta api yang panjang. Ia hafal sekali nama-nama kereta api dan jurusannya. Kereta Bengawan jurusan Jakarta – Solo. Lodhaya, Yogya Bandung, Madiun Jaya, Sri Tanjung jurusan Banyuwangi. Ia hafal nama kereta api karena sering diajak ke stasiun dan bawah jembatan layang Lempuyangan untuk melihat kereta api hilir mudik. Lain waktu, ketika ada waktu luang, saya diminta untuk membuatkan pesawat terbang. Sebab ayah ibunya sering pergi ke lain pulau dan kadang ke luar negeri untuk tugas. “Ini pesawat yang dinaiki Ayah pulang dari Cina, ya Kek?” “Ya, kalau ini pesawat Kakek waktu pergi ke Makasar.” “Buatkan juga helikopter, Kek.” “Un...